Masdar yang dalam bahasa arab berarti sumber, yang dimaknai sebagai sumber untuk mewujudkan kemajuan dunia. Masdar City yang berjarak 17 km dari pusat kota Abu Dhabi, ibukota Uni Emirat Arab adalah kota yang dirancang menjadi kota ramah lingkungan dengan pembangunan energi terbaru dari inovasi dibidang ilmu pengetahuan dan mengoptimalkan sumber daya alam dan manusia.Masdar City di rencanakan rampung pada tahun 2016 nanti, fase pembangunan pertama di tahun ini adalah pengerjaan kota seluas 6 Km2 untuk dapat dihuni oleh 45-50 ribu jiwa dan membangun 1.500 kantor, termasuk pabrik yang memprodusi barang-barang ramah lingkungan,
penduduk kota tidak akan di izinkan menggunakan mobil pribadi dikota ini, kecuali hanya bisa memanfaatkan transportasi umum yang disediakan, akan ada tembok yang menjaga kota dari tiupan angin gurun dan memungkinkan di jalan-jalan kota terpasang cerobong yang meniupkan udara sejuk, pembangunan yang pertama akan dilakukan adalah pembangkit listrik tenaga surya di salah satu bagian kota dengan kapasitas 40-60 megawatt dan dilanjutkan dengan pembangunan pembangkit listrik dan tambahan modul photovoltaic (sel surya) yang akan terpasang pada atap-atap rumah untuk penambahan energi hingga mencapai 130 megawatt.




Kota teknologi tinggi abad ke 21 itu dirancang dan dibangun oleh biro arsitek kenamaan dari Inggris, Sir Norman Foster, yang bekerjasama dengan 500 pakar lainnya dari seluruh dunia. Pimpinan organisasi pelindung lingkungan WWF di Abu Dhabi, yang juga salah seorang konsultan proyek Masdar City, Razan al-Mubarak, memaparkan, “Dengan itu impian menjadi kenyataan. Kami semua menghendaki kualitas kehidupan yang tinggi, menghemat sumber daya alam dan terutama hendak mewariskan planet yang sehat kepada anak cucu kami. Masdar City berlandaskan prinsip-prinsip kelestarian yang seringkali diabaikan. Yakni, perdagangan yang adil, kesehatan, kebahagiaan, penghargaan terhadap tradisi dan budaya lokal. Inilah landasan pembangunan Masdar City.“

Inovasi lainnya untuk pembangkit listrik yang dirancang adalah dengan menambah pohon-pohon elektrik yang menyerupai batang dengan baling-baling di sekeliling kota yang dapat menambah energi 20 megawatt, Masdar Burghal di rencanakan akan menjadi kota dengan pembangkit listrik tenaga panas bumi dan hidrogen terbesar di dunia serta menjadi kota berteknologi tinggi ramah lingkungan.
Prinsip kelestarian lingkungan diwujudkan dengan penggunaan air yang 80 persen lebih hemat dibanding kota konvensional, 100 persen daur ulang sampah dan nol persen emisi gas karbon dioksida. Masdar City ibaratnya impian kemewahan dari sebuah kota masa depan. Jalan-jalan dibangun mengikuti tradisi Arab, yakni sempit agar tetap dinaungi bayangan bangunan dan tetap sejuk. Semua jalanan dirancang untuk pejalan kaki. Di seluruh kota tidak diizinkan lalu lintas mobil, dan hanya dilayani jaringan kereta bawah tanah serta kendaraan bermotor listrik.

Para ilmuwan menyebutkan, walaupun wilayah Abu Dhabi memiliki sumber daya minyak yang tergolong besar (8 persen dari jumlah minyak bumi dunia), namun cadangan minyak bumi tersebut kelak akan habis 92 tahun mendatang. Sehingga bangunan Masdar Burghal menjadi dasar keinginan Abu Dhabi untuk menyempurnakan konsep pada energi terbaru lainnya.
Bangunan, taman-taman kota dan instalasi pengairan dirancang dengan arsitektur yang canggih, agar iklim gurun diubah menjadi nyaman dan sejuk. Dengan itu, pengaturan suhu tidak perlu menggunakan bahan bakar fossil. Kebutuhan energi dipenuhi dengan memanfaatkan pembangkit listrik sel surya dan tenaga angin. Dari mana sumber dananya agar kota tetap hidup? Ketua dewan komisaris pembangunan Masdar City, Sultan Al-Jaber menjelaskan, “Perusahaan dari seluruh dunia akan merasa tertarik, baik perbankan maupun lembaga penunjangnya serta perusahaan riset dan pengembangan yang hendak melakukan aktivitasnya di sini. Masdar City pada pokoknya adalah solusi bagi seluruh rangkaian tatanan di sektor energi terbarukan.“


Disamping sebuah pusat pengembangan teknologi super modern, yang dikembangkan bersama Institut Teknologi Massachussets MIT, juga di masa depan Masdar City akan menjadi markas besar lembaga internasional untuk energi terbarukan IRENA. Sebuah kota ekologis berteknologi tinggi serta visi masa depan para peneliti terkemuka sedunia, akan tercipta di kawasan gurun. Seperti film iklannya, dalam waktu dekat, pengetahuan yang dikembangkan di Masdar City akan dibagi bersama seluruh dunia.
Tanpa karbondioksida, sampah atau mobil. Wow, benar-benar sebuah gaya hidup kota masa depan yang sangat ramah lingkungan.
Mantap banget!
(masdarcity, Wikipedia, indobestseller)




Kota teknologi tinggi abad ke 21 itu dirancang dan dibangun oleh biro arsitek kenamaan dari Inggris, Sir Norman Foster, yang bekerjasama dengan 500 pakar lainnya dari seluruh dunia. Pimpinan organisasi pelindung lingkungan WWF di Abu Dhabi, yang juga salah seorang konsultan proyek Masdar City, Razan al-Mubarak, memaparkan, “Dengan itu impian menjadi kenyataan. Kami semua menghendaki kualitas kehidupan yang tinggi, menghemat sumber daya alam dan terutama hendak mewariskan planet yang sehat kepada anak cucu kami. Masdar City berlandaskan prinsip-prinsip kelestarian yang seringkali diabaikan. Yakni, perdagangan yang adil, kesehatan, kebahagiaan, penghargaan terhadap tradisi dan budaya lokal. Inilah landasan pembangunan Masdar City.“

Inovasi lainnya untuk pembangkit listrik yang dirancang adalah dengan menambah pohon-pohon elektrik yang menyerupai batang dengan baling-baling di sekeliling kota yang dapat menambah energi 20 megawatt, Masdar Burghal di rencanakan akan menjadi kota dengan pembangkit listrik tenaga panas bumi dan hidrogen terbesar di dunia serta menjadi kota berteknologi tinggi ramah lingkungan.
Prinsip kelestarian lingkungan diwujudkan dengan penggunaan air yang 80 persen lebih hemat dibanding kota konvensional, 100 persen daur ulang sampah dan nol persen emisi gas karbon dioksida. Masdar City ibaratnya impian kemewahan dari sebuah kota masa depan. Jalan-jalan dibangun mengikuti tradisi Arab, yakni sempit agar tetap dinaungi bayangan bangunan dan tetap sejuk. Semua jalanan dirancang untuk pejalan kaki. Di seluruh kota tidak diizinkan lalu lintas mobil, dan hanya dilayani jaringan kereta bawah tanah serta kendaraan bermotor listrik.

Para ilmuwan menyebutkan, walaupun wilayah Abu Dhabi memiliki sumber daya minyak yang tergolong besar (8 persen dari jumlah minyak bumi dunia), namun cadangan minyak bumi tersebut kelak akan habis 92 tahun mendatang. Sehingga bangunan Masdar Burghal menjadi dasar keinginan Abu Dhabi untuk menyempurnakan konsep pada energi terbaru lainnya.
Bangunan, taman-taman kota dan instalasi pengairan dirancang dengan arsitektur yang canggih, agar iklim gurun diubah menjadi nyaman dan sejuk. Dengan itu, pengaturan suhu tidak perlu menggunakan bahan bakar fossil. Kebutuhan energi dipenuhi dengan memanfaatkan pembangkit listrik sel surya dan tenaga angin. Dari mana sumber dananya agar kota tetap hidup? Ketua dewan komisaris pembangunan Masdar City, Sultan Al-Jaber menjelaskan, “Perusahaan dari seluruh dunia akan merasa tertarik, baik perbankan maupun lembaga penunjangnya serta perusahaan riset dan pengembangan yang hendak melakukan aktivitasnya di sini. Masdar City pada pokoknya adalah solusi bagi seluruh rangkaian tatanan di sektor energi terbarukan.“


Disamping sebuah pusat pengembangan teknologi super modern, yang dikembangkan bersama Institut Teknologi Massachussets MIT, juga di masa depan Masdar City akan menjadi markas besar lembaga internasional untuk energi terbarukan IRENA. Sebuah kota ekologis berteknologi tinggi serta visi masa depan para peneliti terkemuka sedunia, akan tercipta di kawasan gurun. Seperti film iklannya, dalam waktu dekat, pengetahuan yang dikembangkan di Masdar City akan dibagi bersama seluruh dunia.
Tanpa karbondioksida, sampah atau mobil. Wow, benar-benar sebuah gaya hidup kota masa depan yang sangat ramah lingkungan.
Mantap banget!
(masdarcity, Wikipedia, indobestseller)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar