Ketika pada tahun 1989 Stephen R. Covey mengentaskan konsep manajemen waktu, dalam buku 7 HABITS, yang diantaranya mengemukakan pentingnya membedakan hal yan "penting dan mendesak (urgen)" dan hal yang "penting dan tidak mendesak", kita dibuat menyadari betapa kita harus membedakan antara apa yang 'penting' dan apa yang 'urgen'. Stephen Covey mengingatkan bahwa kita seringkali hanya konsentrasi pada hal yang mendesak (urgen), yang sudah bermasalah dan harus cepat ditangani, karena sebelumnya hal-hal ini diabaikan, tidak diperhatikan karena dianggap tidak penting. Sekarang kita kurang lebih sudah lihat hasilnya: budaya mementingkan "yang penting" menjadi semakin kuat. Buktinya kata 'penting' menjadi sangat popular di lingkungan pergaulan. "Ah, nggak penting..." kata seorang remaja atau "Atasan saya hanya menurusi yang 'tidak penting' ..." demikian ujar seorang karyawan perusahaan.
Mengutamakan hal yang "penting" tentunya merupakan sikap antisipatif yang sangat positif, misalnya menyelesaikan laporan sebelum waktunya, mengecek peralatan secara rutin, melaksanakan pengawasan berkala, melakukan rapat reguler dan komunikasi efektif sehingga kita bisa menekan munculnya masalah yang urgen. Pertanyaannya, apakah perhatian terhadap hal-hal yang penting ini juga mencakup perhatian kita terhadap terpeliharanya mental waspada dan sikap "bergegas" kita dalam bekerja?

Tidak ada komentar:
Posting Komentar